INVESTASI dalam AKTIVA TETAP (PAYBACK PERIOD,NET PRESENT VALUE,IRR dan ARR)
INVESTASI dalam AKTIVA
TETAP
(PAYBACK PERIOD,NET
PRESENT VALUE,IRR dan ARR)
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Manajemen Keuangan
Dosen
Pengampu :
Disusun
oleh :
Elsyanti
Junnirais Ayyubi (1402036046)
Khusnul
Khotimah (104020360 )
Ayu
Kusuma Jati (1402036054)
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI WALISONGO
SEMARANG
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permutaran dana yang terjadi diinvestasi
dalam Aktivas tetap sama halnya dengan investasi dalam Aktiva lancar yang
mengalamai permutaraan dana. Secara konsep tidak ada perbedaan antara Aktiva
tetap dan Aktiva lancar dalam hal ini perusahaan mengadakan investasi dalam inventory,piutang dan lain-lain adalah
sebuah harapan agar modal yang digunakan untuk berinvestasi kembali. Jika suatu
perusahaan menggunakan metode Aktiva tetap memiliki alasan yang sama dengan
perusahaan yang menggunakan aktiva lancar yaitu mengembalian modal yang ditanam
untuk investasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode payback period yang di
gunakan dalam investasi?
2. Apa penjelasan dari Net Present Value
(NPV)?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan IRR
(Internal Rate Of Return)?
4. Jelaskan yang dimaksud dengan ARR
(Accouting Rate Of Return)?
PEMBAHASAN
Ada berbagai metode penelitian
proyek investasi atau metode untuk menyusun “ranking” usul-usul investasi. Ada
4 metode penelitian usul-usul investasi, yaitu metode-metode :
1.
Payback period.
2.
Net present value.
3.
Internal rate of return (yield
method)
4.
Accounting rate of return.
Tiga metode yang pertama mendasar
pdiri pada aliran kas (cash flows) atau “proceeds”, sedangkan metode yang
terakhir menggunakan keuntungan neto sesudah pajak yang dilaporkan dalam buku
(reported accounting income) sebagai dasar penghitungan.Keempat metode
penilaian usul investasi tersebut akan diuraikan masing-masing.
A.
Payback Periode
Payback
Periode
(periode payback) adalah suatu peride yang perlukan untuk dapat menutup kembali
pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau aliran kas neto (net
cash flows). Dengan demikian payback period dari suatu investasi menggambarkan
panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam dalam pada suatu investasi
dapat diperoleh kembali seluruhnya. Apabila proceeds setiap tahunnya sama
jumlahnya, maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara
membagi jumlah investasi dengan proceeds tahunan.
Contoh :
Jumlah
investasi Rp45.000,00
Jumlah proceeds
tahunan Rp22.500,00
Payback perod
= Rp45.000,00/ Rp22.500,00*1 th = 2 tahun
Ini berarti
bahwa dana yang tertanam dalam aktiva tersebut sebesar Rp45.000, sudah akan
dapat diperoleh kembali seluruhnya dalam jangka waktu 2 tahun. Apabila payback period
dari suatu investasi yang diusulkan lebih pendek dari payback maximum, maka
usul investasi tersebut diterima. Sebaliknya apabila payback periodnya lebih
panjang dari payback maximum maka investasi tersebut harusnya ditolak. Konsep
ini didasarkan pada pertimbangan tentang pentingnya dipertahankannya likuiditas
perusahaan. Konsep ini sejauh mungkin mengurangi unsur ketidakpastian yang ada
pada suatu investasi.[1]
Metode
penilaian investasi dengan payback period ini terdapat beberapa kelemahan,
yaitu :
1.
Tidak memperhatikan time value of money/faktor diskonto,
sedangkan cash flow pada waktu yang akan datang apabila dinilai sekarang akan
berbeda.
2.
Lebih mementingkan pada
pengembalian nilai investasi daripada aspek laba dalam waktu umur investasi.
Sehnnga cara cash flow sesudah umur payback period tidak diperhatikan.
3.
Tidak memperhatikan variasi besar
kecilnya cash flow tiap tahun, apakah semakin meningkat, atau menurun atau
stabil.[2]
B. Net Present Value
Net Present
Value adalah selisih antara pengeluaran dan pemasukan yang telah di diskonkan dengan social opportunity cost of capital. Metode net present value dari
proses yang di harapkan atas dasar discount
rate. Kemudian PV dari keseluruhan selama usianya di kurangan dari jumlah
investasi. Selisih antara PV dan keseluruhan proses dengan PV dari pengeluaran
modal capital outlays atau nilai
sekarang (netto). Apabila jumlah PV dari keseluruhan lebih besar dari pada PV
investasinya maka usul investasi di terima, apabila terjadi sebaliknya maka PV
bernilai negatif dan di tolak. Dengan persentasi sama besar maka NPV dapat di
hitung dengan mudah. [3]
Rumus :
Ket:
t: waktu arus kas
i: suku bunga diskon
Rt: arus kas bersih
(cash flow)
Contoh 1 :
Jumlah investasi
Rp. 45.000,00
Proses tahunan
selama 3 tahun Rp.22.500,00
Discount rate
10%
PV dari proses =
2,487² x 22.500,00 =Rp.55.958,00
PV dari out
oulays = ....................... =Rp.45.000,00
NPV =
............................................ = + Rp.10.958,00
Hasil
perhitungan tersebut menunjukan atas dasar rate of return yang diingikan.
C. Metode Internal Rate Of Return
Metode IRR
adalah metode penilaian usul-usul investasi lain yang menggunakan discount cash
flow. Dapat di definisikan sebagai tingkat suku bunga yang akan menjadi jumlah
nilai sekarang dari proses yang di harapkan dan yang di terima (PV of capital
outlays).
Cara yang
pertama menghitung PV dari proses suatu investasi dengan menggunakan tingkat
suku bunga kemudian hasil perhitungan dibandingkan dengan PV dari outlays.
Jika PV dari
proses lebih besar daripada PV dari outlays kita harus menggunakan tingkat
bunga yang lebih tinggi lagi. Apabila sebaliknya terjadi PV proses lebih kecil
dari outlays maka menggunakan suku bunga yang lebih rendah. Pada tingkat ini
bunga NPV dari usul investasi bernilai Rp.0 atau mendekati Rp.0. Dalam
tingkatan besarnya bunga mengambarkan besarnya “internal rate of return” dari usul investasi. [4]
Contoh :
Jumlah Investari
Rp.45.000,00
Jumlah proceeds tahunan selama 3 tahun =
Rp.22.500,00
Misalnya dalam
hal ini kita menggunakan tingkat bunga 20% untuk penghitungan PV dari proceeds. Dengan bantuan tabel A2 kita
dapat menghitung NPV-nya sebagaimana berikut ini :
PV dari proceeds = 2,106 x Rp.22.500,00
.......................... = Rp.
47.385,00
PV dari outlays ..............................................................
....... = Rp. 45.000,00
NPV
.......................................................................... =Rp. +2.385,00
Jadi, dari hasil
yang sudah dan bernilai positif maka tingkat bunga bisa ditingkatkan misalnya
24%
Jika hasilnya
dari perhitungan NPV-nya negatif. Sebagaimana berikut :
PV dari proceeds = 1,981 x Rp. 22. 500,00
..................................... =
Rp. 44.573,00
PV dari outlays
................................................................................. = Rp. 45.000,00
NPV
...................................................................................... =Rp.-427,00
Berarti jika
hasilny dari penghitungan NPV negarif maka tingkat bunga yang semula 24%
menjadi lebih kecil.
Apabila proceeds suatu investasi tidak sama dari
tahun ke tahun, maka contoh dari perhitungan di atas tidak bisa menjadi patokan
dalam berhitungan. Dalam hal ini kita harus menghitung PV dari proceeds setiap bunga dengan bunga yang
kita pilih setiap tahunnya. Dengan kita
menggunakan 2 tingkat bunga yang kita pilih kita mengadakan interpolasi dalam
menentukan tingkat bunga yang mendekati rate yang sebenenarnya.
Contoh
menggunakan 2 tingkat bunga,misalnya 20% dan 30% untuk mencari internal rate of return-nya.
Perhitungan NPV atas
dasar tingkat bunga 20% dan 30%
Tahun
|
Proceeds
|
Tingkat bunga 20%
|
Tingkat bunga 30%
|
||
DF
|
PV
|
DF
|
PV
|
||
1
2
3
4
5
6
|
Rp. 60.000,00
Rp. 50.000,00
Rp. 40.000,00
Rp. 30.000,00
Rp. 20.000,00
Rp. 10.000,00
|
0,833
0,694
0,579
0,482
0,402
0,335
|
Rp. 49.980
Rp. 34.700
Rp. 23.160
Rp. 14.460
Rp. 8.040
Rp. 3.350
|
0,770
0,592
0,455
0,350
0,269
0,207
|
Rp. 46.200
Rp. 29.600
Rp. 18.200
Rp. 10.500
Rp. 5.400
Rp. 2.070
|
PV of
Pronceeds : Rp.
133.690
Rp.111.970
PV of
Outlays :
Rp.120.000
Rp.120.000
NVP : Rp.+13.690 Rp.-8.030
|
Dengan demikian
dapat ketahui bahwa internal rate of
return yang terletak diantara 20% dan 30%. Dengan rumus :
Ket :
r :
Internal reate of return yang dicari
P1 : tingkat bunga ke-1
P2 : tingkat bunga ke-2
C1 : NPV ke-1
C2 : NPV ke-2
Contoh
P1 : 20%
P2 :30%
C1 :+13.690
C2 : -8.030
20-
=
= 20 + 6,3
= 26,3 %
Dengan demikian besar
taksiran rate of return-nya adalah
26%. NPV yang investasinya tersebut adalah nol atau mendekati nol, maka
penghitungan NPV atas dasar tingkatan bunga 26% hasilnya adalah Rp.150.000 yang
bearti sudah mendekati nol. Dengan kata lain bahwa interal rate of return yang sebenarnya usul investasi tersebut
adalah 26%.
D. Metode Accouting Rate of Return
Metode
accouting rate of return atau biasa disebut averege rate of return presentase ini menunjukan keuntungan neto
sesudah pajak yang dihitung dari averege
investment atau initial investment.
Jika tiga metode yang lain menjelaskan di muka (Payback,NPV. Dan internal reate of return) mendasarkan
diri pada proceeds atau “cash flows”, maka metode accouting Rate of Return melaporkan
keuntungan dalam buku (reported accouting
income). Kebaikan dari metode ini
dapat di mengerti karena metode ini menggunakan data accouting yang sudah
tersedia, tidak perlu menggunakan perhitungan tambahan. Setelah accouting rate of return di hitung maka
tinggal mencocokan dengan “minimum
accouting rate of return” yang dianggap wajar oleh perusahaan. Jika “accouting rate of return” lebih besar
dari “minimum accouting rate of return”
maka usul investasi di terima. Akantetapi,jika sebaliknya maka di tolak.
Ada
4 kelemahan dengan menggunakan metode ini. sebagai berikut :
1. Tidak memperhatikan “time value of money”
2. Menititik beratkan pada masalah accouting dan tidak memperhatikan data cash flows dari investasi yang
bersangkutan
3. Menggunakan data jangka pendek dengan
menggunakan angka yang menyesatkan
4. Kurang memperhatika jangka panjang waktu
investasi
Dapat
menggunakan rumus sebagai berikut untuk menghitung “accouting rate of return”berikut ini :
a. Accouting
rate of return atas dasar intial investasi :
=
= 16,67%
b. Accouting
rate of return atas dasar investasi rata-rata (average investiment):
=
= 33,34%
Jika kita harus memilih salah satu metode
perhitungan ini,maka kita harus
memilih yang bisa menghasilkan hasil accouting rate of return yang paling
besar.[5]
Penututup
Kesimpulan
Dalam
proses membelanjaraan atau manejemen keuangan di perlukaan investasi dalam
aktiva tetap dengan alasan untuk mengembalikan modal yang di gunakan untuk
berinvestasi. Pengembalian modal ini menggunakan beberapa metode perhitungan
yang digunakan agar modal yang di pake bisa kembali. Metode yang di pakai :
payback,net present value,IRR dan ARR. Hubungan dari ke 4 metode ini adalah
kelompok discounted-cash-flow yang
memperhatikan nilai waktu uang dan proceeds
selama keseluruhan umur proyek.
[1]Bambang Riyanto, “Dasar-Dasar
Pembelajaan Perusahaan”, hlm. 124
[2]Indriyo Gitosudarmo dan H. Basri, ”Manajeme
n Keuangan”Hlm. 142
[3] Prof.Dr. Bambang Riyanto,
“Dasa-dasar Pembelanjaraan Perusahaan” Hlm. 126-128
[4] Prof.Dr.Bambang Riyanto, “Dasar-dasar
Pembelanjaan Perusahaan” Hlm. 129-134
[5] Prof. Dr.Bambang Riyanto, “Dasar-dasar
Pembelajaan Perusahaan” Hlm. 134-135
Comments
Post a Comment