Jangan menuhankan nilai
Jangan menuhankan nilai
Dalam
hal ini saya bukanya munafik atau naif senang bila mendapat nilai, saya seneng
banget malah kalau dapat niali a. tapi bukan itu yang aku maksud. Disini saya
ingin menyampaikan jangan terbuai dengan nilai A. dengan mengangab bahwa jika
mendapat nilai A maka semuanya akan beres.
Kita
sekarang hidup dizaman yang bukan membutuhkan nilai tinggi itu artinya bukan
nilai yang menjadi acuan kesuksesan kita. Anda bisa melihat tulisanku di blog
(Kekayaan tak terbatas) disitu dibahas bahwa apabila kita masih menuhankan
nilai yang tinggi berarti kita sudah ketinggalan zaman.
Dalam
tulisanku itu digambarkan bahwa kesuksesan itu selalu berganti dari waktu
kewaktu. Ada empat zaman yang akan saya bahas. Zaman pertama adalah zaman
agraris dimana zaman ini orang yang sukses adalah mereka orang yang mempuyai
banyak tanah jadi mereka rela perang hanya untuk mendapatkan sebidang tanah.
Orang yang banyak punya hewan ternak.
Kemudian
zaman kedua adalah zaman dimana orang dianggab sukses jika meraih gelar
pendidikan yang tinggi. S1, S2 dan S3. Dan adan juga doengeng waktu itu yaitu
jika dapat nilai tinggi masuk ke perguruan tinggi terbaik dapat biasiswa,
kemudian bekerja yang baik dan menikah dengan istri yang cantic kemudia punya
anak yang lucu – lucu. Itu adalah pada waktu itu.
Tapi
zaman kemudian berubah orang yang sukses adalah orang menguasai informasi ini
bisa dilihat dari penemu FB. Mark zukerberg, warren buffet, Donald Trump dan
lain sebagainya dimana mereka adalah pakarnya informasi. Jadi dizaman ini orang
yang sukses adalah mereka yang menguasai informasi. Seperti Youtube, tv,
twitter dan lain sebagainya mereka semua adalah penyedia infromasi.
Nah
artinya zaman selalu berubah, yang tadinya orang yang sukses adalah mereka yang
punya banyak ternak dan banyak tanah. Kemudian orang yang sukses adalah mereka
yang punya pendidikan tinggi. Tapi kemudian orang yang sukses adalah mereka
yang menguasai informasi. Jadi nilai yang tinggi tidaklah jaminan kita menuju
masa depan yang cerah justru mendapat nilai A adalah cobaan karena kita terlah
terbuai dengan nilai tinggi tapi belum tentu sukses.
Tulisan
ini bermula dari aku melihat temen – temen yang rela melakukan apa saja hanya
sekedar untuk mendapat nilai A. tapi mereka tidak mau bekerja keras mereka
terkesan seperti orang kapitalis dengan modal sedikit tapi keuntungan yang
besar. Dengan modal copy paste mereka ingin dapat nilai tinggi. Dengan modal
nyontek mereka ingin dapat nilai yang tinggi.
Mereka
mungkin lupa bahwa hasil tidak pernah menghianati proses. Jika proses mereka
seperti itu maka kemungkinan bila mereka menjadi seorang pemimpin besar
kemungkinan mereka juga akan melakukan segala cara hanya agar sekedar jabatan.
Sogok sana, sogok sini, jilat atas injak bawah. Seperti sekarang ini jual beli
jabatan, korupsi mereja lela dan lain sebagainya.
Padahal
dengan mereka berbuat begitu itu hanya akan menjadikan mereka manusia pemalas
dekat dengan kebodohan dan dekat dengan kemiskinan. Mereka tidak mau bekerja
keras untuk mendapat nilai tinggi. Padahal dengan mereka bekerja keras
mengerjakan segala sesuatu dari dosen maka mereka mengikuti proses yang
sebenarnya untuk kebaikan mereka juga.
Kemungkinan
besar mereka adalah orang yang mudah putus asa dan gampang menyerah. Tentu ini
bukanlah suatu yang baik. Karena tidak terbiasa dengan sesautu yang sulit.
Mereka hanya akan menjadi beban bagi keluarganya.
Maka
dari itu mulai sekarang ubahlah pandanganmu terhadapa nilai yang tinggi.
Asahlah soft sekill sebab dengan itu semua maka kemudahan dalam bekerja akan
sangat memungkinkan.
Comments
Post a Comment