Nilai waktu dan Uang



MAKALAH
NILAI WAKTU UANG
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Menejemen Keuangan
Dosen Pengampu : Hj. Munif Kholifah Sulistyoningrum, MM
Di Susun oleh :
Adi Saifuddin                                     (1402036093)
Halimatul ‘Ulyana                               (1402036097)
Ahmad Kholil                                     (1402036088)
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI WALISONGO
SEMARANG
2016

I.          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam keuangan bisnis maupun pribadi, mungkin tidak ada satu konsep tunggal yang lebih kuat atau lebih banyak digunakan selain konsep nilai waktu uang. Dalam bukunya yang terkenal, A History of Interest Rates, Homer Sidney menyatakan bahwa bila $1,000 diinvestasikan selama 400 tahun dengan bunga 8 persen, uang itu akan menjadi $23 kuatriliun – sekitar $5 juta per orang di muka bumi. Ia tidak memberikan sebuah rencana untuk membuat dunia kaya, namun secara efektif ia menjelskan kekuatan nilai waktu uang.
Nilai waktu uang tentu bukan sebuah konsep baru. Benjamin Franklin sudah sangat memahaminya ketika ia mewariskan masing-masing $1.000 kepada Bostom Philadelphia. Kekuatan nilai waktu uang juga bisa diilustrasikan melalui kisah yang diceritakan Andrew Tobias dalam bukunya Money Angles.[1]
Konsep nilai waktu uang (time value of money) merupakan salah satu kerangka dasar pemikiran terhadap suatu keputusan dan kebijakan dalam keuangan modern. Dengan arti sederhana dapat dikatakan bahwa uang memiliki nilai waktu. Contohnya: uang Rp. 1.000.000,00 saat ini tidak sama nilainya dengan Rp. 1.000.000,00 setelah satu tahun mendatang. Seorang individu yang rasional akan lebih memilih uang sejumlah Rp. 1.000.000,00 saat ini dibandingkan dengan Rp. 1.000.000,00 satu tahun lagi.
Alasan penalaranya adalah apabila seseorang menerima  Rp. 1.000.000,00 hari ini, maka dia dapat menginvestasikannya (menabung dibank atau pada aktiva lain) dengan tingkat keuntungannya tetap sebesar 10% misalnya, sehingga dia akan mendapatkan uang Rp. 1.000.000,00 sebagai bunga selama setahun. Oleh karena itu, Rp. 1.000.000,00 saat ini setara dengan Rp. 1.100.000,00 setelah satu tahun kemudian ketika tingkat bunganya 10%. Dengan demikian uang dianggap memiliki nilai waktu.
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, konsep NWU sebenarnya diberi tempat dalam keuangan syari’ah. Keuntungan yang tersedia bagi orang yang menyimpan uangnya dalam contoh di atas tidak perlu (tidak selalu) berhubungan dengan transaksi berbasis bunga atau riba. Tingkat keuntungan yang tersedia pada masa mendatang dalam investasi yang prospektif dan halal, misalnya perdagangan atau lainya.

B.       Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian nilai waktu uang?
2.        Bagaimana teknik perhitungan kosep nilai waktu uang?
3.        Apa perbedaan nilai majemuk dan nilai sekarang?


II.       PEMBAHASAN
A.      Arti Penting Memahami Nilai Waktu Uang
Konsep NWU atau yang disebut ekonomi sebagai preferensi waktu positif dikembangkan oleh Von Bhom-Bawerk dalam Capital and Interesti dan Positif Theory of Capital yang menyebutkan bahwa preferensi waktu positif merupakan pola ekonomi yang normal, sistematis dan rasional.
Konsep yang didasari NWU adalah nilai uang saat ini selalu lebih berharga dari pada nilai uang saat yang akan datang. Dengan kata lain, nilai uang pada waktu yang berbeda tidaklah sama. Pengaruh waktu terhadap nilai uang dapat dimaknai secara sederhana adalah hubungan antara rupiah saai ini dengan rupiah mendatang yang melibatkan unsur waktu. Argumen lain yang perlu dipertimbangkan adalah seseorang melakukan konsumsi pada masa depan sama seperti halnya mereka memperhatikan konsumsi sekarang. Ketika seseorang menyimpan uang secara sadar untuk jaga-jaga dalam keadaan mendesak nanti,  atau untuk mendanai kebutuhan tertentu pada masa depan, maka konsumsi masa yang akan datang seperti ini memang lebih penting daripada konsumsi saat ini.

B.       Teknik Perhitungan Konsep Nilai Uang
Cara mengetahui teknik perhitungan sederhana dan variasinya, yaitu menentukan nilai masa depan dari sejumlah uang saat ini; nilai saat ini dari sejumlah uang masa depan; nilai masa depan suatu anuitas (sejumlah uang yang konstan secara berkala);nilai saat ini suatu anuitas; nilai masa depan dan nilai saat ini dengan periode berganda; nilai masa depan dan nilai saat ini dengan tak terhingga; tingkat keuntungan yang diinginkan atau tingkat bunga. Berikut ilustrasi mendasar mengenai NWU beserta variasi dan rumusnya.
1.        Konsep Future Value
Bunga berganda (compound interest) atau sering disebut bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga suatu pokok pinjaman (atau simpanan) juga akan dikenakan bunga pada periode selanjutnya. Jika tingkat bunga tersebut diberlakukan, maka  future value (nilai yang akan datang)  adalah jumlah dari nilai awal (Vo) tumbuh setelah 1 tahun.
Nilai masa yang akan datang satu tahun kemudian tersebut dengan mudah dapat dihitung sebagai berikut:
V1  = V0  + V0 r
V1  = V0  ( V0 r)
V1  = 10.000 (1+0,10) = 11.000

Pada akhir tahun ke-2 , nilai investasi tersebut menjadi sebesar Rp. 12.100,00.
V2  = V1 (1+r)
V2  = V11.000 (1+0,10) = 12.100

Nilai tahun ke-2 tersebut dapat dihitung dengan rumus lain, yaitu
V2   = V0 + V0 r + (V0 + V0 r) r
      = V0 (1+2r+r2)
      =  V0 (1+r2)
V2   = 10.000 (1+0,10)2 = 12.100

Dengan demikian, untuk untuk menghubungkan nilai masa yang akan datang dengan nilai sekarang dapat dibentuk rumus singkat sebagai berikut:
Vt  = V0 (1+r)t.

Bila dibuat tabel sampai tahun Rp.10.000,00 dengan bunga majemuk 10% per tahun akan tampak pada tabel berikut:
Tahun
Nilai awal
Bunga
Nilai akhir
1
10.000
1.000
11.000
2
11.000
1.100
12.000
3
12.000
1.200
13.310
4
13.310
1.310
14.641
5
14.641
1.464
16.105

Jika t dalam (1+r)t  terlalu besar, maka akan lebih mudah perhitungannya denga menggunakan tabel dengan rumus (1+r)t  = FIVFt,r  (perhitungan FV atau PV dapat dilakukan dengan menggunakan rumus biasa atau meggunakan tabel). Jika menggunakan tabel FIVF, maka rumusnya menjadi sebagai berikut:
FVt  = V0  X  FIVFt,r
Keterangan:
FVt       = Future Value, nilai yang akan datang pada tahun ke-t
V0      = Nilai pada tahun ke-0 (saat ini)
FVIF = Future Value Interest factor
t        = Jumlah periode
R       = Tingkat bunga, atau tingkat keuntungan.[2]

Berikut ini adalah contoh penggunaan tabel FIFV t,r = (1+r)t  dengan t = 2 dan r 10%. Nilai FIFV2,10 dapat dilihat dalam tabel pada kelompok tingkat bunga 10%, urutan kebawah tahun ke-2, ditemukan angka 1,2100.
Tingkat bunga
t        r
9%
10%
dst
1
1.0900                       1.1000
1.1881                       1.2100
2
dst

Bila ditelusuri dengan bantuan time line, maka tampak sebagai berikut:
Tahun       0                                 1                                     2
 

                        Nilai         10.000                                                        12.100
                        Rp.12.100,00. Perhitungannya adalah
FV2  = V0  X (FVIF2,10%)
        = 10.000 X (1,2100) = 12.100
2.        Konsep Present Value
Konsep compound value pada bagian sebelumnya bertujuan untuk menghitung jumlah uang pada akhir periode diwaktu mendatang, sedangkan discount value sebaliknya dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada awal periode. Perhitungan dengan cara pendiskontoan merupakan kebalikan dari cara pemajemukan, yaitu PVIFt,r  = 1/FIFVt,r.
V0 = PV = Vt / (1+r)r
Jika digunakan tabel PVIF, maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
PV0 = Vt  X PVIFt,r
Keterangan :
PV0      = Present Value, nilai sekarang pada tahun ke-0
Vt                     =  Nilai masa yang akan datang pada tahun ke-t
PVIF           = Present Value Interest Factor

Present value ( nilai sekarang ) merupakan jumlah yang jika dimiliki sekarang dan diinvestasikan pada tingkat bunga tertentu r%, maka akan sama dengan penerimaan yang akan datang pada tanggal jatuh tempo.
Contoh 4.2. Misalnya Anda akan menerima pada akhir tahun ke-4 yang akan datang uang sejumlah Rp. 1.262.000,00. Berapakah besarnya nilai sekarang uang tersebut bila r = 6 % ?
Dengan rumus di atas maka dapat di hitung nilai sekarang uang tersebut, yaitu sebesar Rp 1.000.000, dengan perhitungan sebagai berikut :
PV = V4 x ( PVIF 4,6 )
      = 1.262.000 x 0,792
      = 1.000.000
3.        Konsep Future Value Annuity
Anuitas didefinisikan sebagai suatu pembayaran berkala (atau seri penerimaan ) dari suatu jumlah yang tetap selama waktu tertentu. Pembayaran tersebut dapat dilakukan pada setiap akhir periode ( tahun ) atau dapat juga setiap awal periode. Bila di bayar pada awal periode, maka disebut anuitas due. FVA (future value annuity ) dinyatakan dengan rumus FVAt = A x (( 1 + r)t -1)/r. Jika menggunakan tabel, maka rumus FVA adalah sebagai berikut :
FVAt = A x FVIFAt,r
Contoh 4.3. Misalnya seorang debitur melunasi angsuran hutangnya sebesar rp 10 juta tiap tahun selama 3 kali pembayaran. Bila tingkat bunga pinjaman 10 %, berapakah jumlahnya pada akhir tahun ke-3 ?
Berikut ini penyelesaian soal tersebut dengan perhitungan future value tahunan.
      0               1               2               3              


(dalam ribuan)        10.000      10.000             10.000
                                                                        11.000
                                                                        12.100
                                                                        33.100

FV = 10.000 ( 1+0,1)0  + 10.000 (1+0,1)1  + 10.000 ( 1 + 0,1)2
= 33.100
Hasil perhitungan dengan FV tersebut akan sama bila menggunakan cara yang lebih singkat dengan tabel FVIFA ( t = 3 dan r = 10 % ), yaitu sebesar Rp 33,1 juta.

4.        Konsep Present Value Annuity
Cara menghitung present value annuity ( PVA ) adalah kebalikan dari cara menghitung FVA, yang dirumuskan sebagai berikut :
PVA = A x PVIFAt,r
Contoh 4.5. Misallnya Ella akan melakukan pembayaran SPP untuk rencana kuliahnya selama tiga tahun mendatang sebesar Rp. 1.000.000 yang dibayarkan tiap akhir tahun. Berapakah uang yang harus disediakan dari sekarang untuk kuliah selama tiga tahun tersebut ?
Uang SPP yang harus disediakan Ella dari sekarang adalah Rp 2.486.800.000. Cara di atas menggunakan rumus PV per tahun. Cara lainnya dapat menggunakan tabel PVIFA dengan t=3 dan r = 10 %, yang akan diperoleh hasil yang sama.
PVA = A x (PVIFA3,10 ) 
         = 1.000.000 x 2,4868
         = 2.486.800
5.        Konsep Perpetuity
Perpetuity merupakan seri penerimaan kas ( pembayaran kas ) dengan pola tertentu dan berjangka waktu relatif tidak terhingga. Misalnya, seorang investor membeli suatu sekuritas yang akan memberikan penghasilan sebesar A setiap tahun sampai dengan tahun ( tak terhingga ). Jika tingkat keuntungan atau tingkat diskonto yang relevan setiap tahunnnya adalah r, maka present value perpetuity ( PVP ) seri tersebut adalah
PVP = A/r

Contoh 4.6. Misalnya akan diterima arus kas sebesar Rp 1 juta setiap tahun selamanya dengan tingkat diskonto sebesar 10 %. Nilai sekarang arus kas tersebut adalah  Rp.10juta dengan perhitungan sebagai berikut:
PVP     = A/r
            = 1 juta / 0,1
            = 10 juta

C.       Penentuan Tingkat Bunga atau Tingkat Keuntungan
Banyak kasus nilai tunai dan arus kas pembayaran sudah diketahui, namun tingkat bunga atau tingkat keuntungan (IRR, internal rate of return) belum diketahui.[3] Contoh misalnya Bank Senturi memberikan pinjaman Rp. 10 juta hari ini kepada Solin dengan syarat harus membayar Rp. 17,62 pada akhir tahun ke-5.
Persoalan tersebut dapat diselesaikan dengan konsep future value sebagai berikut:
FV5       = V0 (FVIF5,r)
17,62   = 10 (FVIF5,r)
(FVIF5,r)= 1,762
Dengan melihat nilai 1, 762 pada tabel FVIF, maka diperoleh r = 12%.

1.        Teknik Interpolasi
Teknik interpolasi digunakan untuk mencari tingkat bunga atau tingkat keuntungan ketika interest factor (IF) yang diperoleh oleh hasil perhitungan tidak persis sama dengan yang tertulis dalam tabel keuangan rumus yang digunakan adalah:
r (IRR) = r1 + (r2r1)         IF –1 / IF2 – IF1
Contoh misalnya suatu infestasi sebesar Rp. 163,5 juta akan memberikan kas masuk Rp. 50 juta pertahun selama empat tahun.
Dengan melihat tabel, nilai 3,27 pada t = 4 ini berada diantara 8% dan 9%. Oleh karena itu perlu diketahui terlebih dahulu IF dari 8% dan 9%. IF yang diperoleh masing-masing adalah 3, 3121 dan 3,2397.
Dengan rumus interpolasi diatas maka dihasilkan tigkat keuntungan sebesar 8, 58%, yaitu:
a.         Present Value Dari Jumlah Arus Kas yang Berbeda
Banyak keputusan keuangan dengan pembayaran atau penerimaan kas yang tidak teratur pada setiap periode. Konsekuensinya, perlu ada variasi dan kombinasi pada perhitungannya.
Misalnya anda adalah pedagang mobil mewah dan mengharapkan tingkat keuntungan 10%. Anda menjualnya kepada seseorang secara kredit dengan angsuran pada akhir tahun ke-1 Rp.300 juta, tahun ke-2 Rp. 100 juta, dan tahun ke-3 Rp. 200 juta.
Dengan bantuan tabel PVIF per tahun, maka didapat jumlah harga beli saat ini sebesar Rp. 505, 63 juta dengan perhitungan sebagai berikut.
Tahun
Penerimaan
PVIF
PV
1
300
0,9091
272,73
2
100
0,8264
82,64
3
200
0,7513
150,26


Total
505,63









III.    PENUTUP
A.      Kesimpulan
Dalam keuangan bisnis maupun pribadi, mungkin tidak ada satu konsep tunggal yang lebih kuat atau lebih banyak digunakan selain konsep nilai waktu uang. Dalam bukunya yang terkenal, A History of Interest Rates, Homer Sidney menyatakan bahwa bila $1,000 diinvestasikan selama 400 tahun dengan bunga 8 persen, uang itu akan menjadi $23 kuatriliun – sekitar $5 juta per orang di muka bumi. Ia tidak memberikan sebuah rencana untuk membuat dunia kaya, namun secara efektif ia menjelskan kekuatan nilai waktu uang.
1.        Arti Penting Memahami Nilai Waktu Uang
Konsep NWU atau yang disebut ekonomi sebagai preferensi waktu positif dikembangkan oleh Von Bhom-Bawerk dalam Capital and Interesti dan Positif Theory of Capital yang menyebutkan bahwa preferensi waktu positif merupakan pola ekonomi yang normal, sistematis dan rasional.
2.        Teknik Perhitungan Konsep Nilai Uang
Cara mengetahui teknik perhitungan sederhana dan variasinya, yaitu menentukan nilai masa depan dari sejumlah uang saat ini; nilai saat ini dari sejumlah uang masa depan; nilai masa depan suatu anuitas (sejumlah uang yang konstan secara berkala);nilai saat ini suatu anuitas; nilai masa depan dan nilai saat ini dengan periode berganda; nilai masa depan dan nilai saat ini dengan tak terhingga; tingkat keuntungan yang diinginkan atau tingkat bunga.
a.         Konsep Future Value
Bunga berganda (compound interest) atau sering disebut bunga majemuk menunjukkan bahwa bunga suatu pokok pinjaman (atau simpanan) juga akan dikenakan bunga pada periode selanjutnya. Jika tingkat bunga tersebut diberlakukan, maka  future value (nilai yang akan datang)  adalah jumlah dari nilai awal (Vo) tumbuh setelah 1 tahun.
b.         Konsep Present Value
Konsep compound value pada bagian sebelumnya bertujuan untuk menghitung jumlah uang pada akhir periode diwaktu mendatang, sedangkan discount value sebaliknya dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada awal periode.
c.         Konsep Future Value Annuity
Anuitas didefinisikan sebagai suatu pembayaran berkala (atau seri penerimaan ) dari suatu jumlah yang tetap selama waktu tertentu.
d.         Konsep Present Value Annuity
Cara menghitung present value annuity ( PVA ) adalah kebalikan dari cara menghitung FVA.
e.         Konsep Perpetuity
Perpetuity merupakan seri penerimaan kas ( pembayaran kas ) dengan pola tertentu dan berjangka waktu relatif tidak terhingga.
f.          Penentuan Tingkat Bunga atau Tingkat Keuntungan
Banyak kasus nilai tunai dan arus kas pembayaran sudah diketahui, namun tingkat bunga atau tingkat keuntungan (IRR, internal rate of return) belum diketahui.
g.         Teknik Interpolasi
Teknik interpolasi digunakan untuk mencari tingkat bunga atau tingkat keuntungan ketika interest factor (IF) yang diperoleh oleh hasil perhitungan tidak persis sama dengan yang tertulis dalam tabel keuangan.

B.       Kritik dan Saran
Dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang ikut andil wawasanya dalam penulisan ini. Tak lupa kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang membangun selalu kami tunggu dan kami perhatikan. Sebagai penutup, semoga Allah SWT membalas semua jeri payah pihak lebih-lebih ibu dosen pengampu yang telah memberi semangat kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini dan bermanfaat bagi kita semua. Aminn


DAFTAR PUSTAKA

Gistosudarmo, Indriyo. Basri. 2014. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Cet. 5.
Keown, Arthur J. John D Martin. Dkk. 2011. Manajemen Keuangan. PT. INDEKS. Cet. 1.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta: C.V ANDI.
Riyanto, Bambang. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA. Cet. 13.
Siswandi. 2010. Manajemen Keuangan. Jakarta: LENTERA ILMU CENDEKIA. Cet. 1.
Van Horne, James C. John M Wachowicz, Jr. 2014. Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Cet. 2.


[1] Arthur J Keown. John D Martin. Dkk. 2011. Manajemen Keuangan. PT. INDEKS. Cet. 1. hlm. 143-144
[2] Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta: C.V ANDI. hlm. 102-103
[3] Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta: C.V ANDI. hlm. 108

Comments

Popular Posts