Modal Kerja Makalah
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang
bertujuan menghasilkan barang dan jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi
secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan yang menjalankan usaha selalu
membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu antara lain digunakan untuk pembelian
bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya
lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.
Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penyusun mencoba untuk menyampaikan bahwa modal kerja memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa monopoli yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan. sehingga pembaca dapat mengambil manfaat yang terkandung dalam makalah ini.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.
Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penyusun mencoba untuk menyampaikan bahwa modal kerja memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa monopoli yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan. sehingga pembaca dapat mengambil manfaat yang terkandung dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
Pengertian modal kerja ?
2.
Apa saja
jenis-jenis modal kerja ?
3.
Bagaimana
metode perputaran modal kerja ?
4.
Bagaimana
penentuan besarnya kebutuhan modal kerja ?
http://search.yahoo.com/search?ei=utf-8&fr=tightropetb&p=samehadaku&type=40673_101816
BAB II
PEMBAHASAN
a)
Pengertian Modal Kerja
setiap perusahaan yang melakuakan kegiatannya
selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan
investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan opersional sehari-hari. Dana yang
diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan opersional sehari-hari,
seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan
pembayaran lainnya disebut modal kerja.
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva
yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidal
dapat memenuhi kebtuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran
modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga
menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa
perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efesiensi penggunaan modal kerja
tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisiensi
penggunaan modal kerja, dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil.
Oleh karena itu manajer keuangan dituntun untuk memperhatikan sumber dana untuk
memennuhi modal kerja tersebut. Manajer keuangan menghadapi berbagi pilihan
sumber dana baik sumber dana berjangka pendek maupun berjangka panjang. Sumber
dana berjangka pendek ditunjukan oleh hutang lancar pada neraca[1].
Jadi menejemen modal kerja adalah hal yang paling penting jika tidak ada hal
lainya dalam proprosi waktu menejemen keungan waktu menejer keangan yang harus
didedikasikan untuk hal tersebut.[2]
b)
. Jenis Modal
Kerja
kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu
dalam satu periode belum tentu sama, hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya
proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Perubahan itu
sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke
waktu, seperti adanya permintaan disebabkan musiman. Oleh karena itu kebutuhan
modal kerja juga bisa mengalami perubahan. Menurut A.W Taylor modal kerja bisa
dikelompokan ke dalam dua jenis sebagai berikut :
a)
modal kerja
permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar
perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni :
a.
modal kerja
primer
modal kerja primer adalah modal
kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan
tetep bisa beroperasi.
b.
Modal kerja
normal
Merupakan modal kerja yang harus
ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi
normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar
kaasitas normal perusahaan.
b)
Modal kerja
variabel
modal kerja
variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja
variabel terdiri dari :
c.
Modal kerja
musimam
Merupakan sejumlah dana yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan.
Misalnya perusahaan biscuit harus menydiakan modal kerja lebih besar pada saat
musim hari raya.
d.
Modal kerja
siklis
Adalah modal kerja yang jumlah
kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur.
e.
Modal kerja
darurat
modal kerja ini jumlah kebutuhannya
dipengaruihi oleh keadaan-keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahan.[3]
c)
Motede Perputaran
modal kerja
Dengan metode
ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran
elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang,
dan perputaran persediaan. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai
berikut:
Contoh
Perusahaan
AMANAH mempunyai laporan keungan berupa neraca dan laporan rugi laba sebegai
berikut:
PERUSAHAAN AMANAH
NERACA (Jutaan Rupiah)
1998
|
1999
|
1998
|
1999
|
||
Kas
|
185
|
215
|
Utang dagang
|
550
|
485
|
Piutang
|
770
|
830
|
Utang bank
|
175
|
250
|
persediaan
|
920
|
1.000
|
Utang wesel
|
350
|
365
|
Aktiva lancar
|
1875
|
2.045
|
Utang
lancar
|
1.075
|
1.100
|
Tanah
Bangunan
Mesin
|
2.150
1.025
1.000
|
2.500
1.025
1.100
|
Untng jk pjg
Mdl saham
Laba dithan
|
1.800
1.900
1.275
|
1.900
2.000
1.670
|
Aktiva tetap
|
4.175
|
4.625
|
Utang
& modal
|
4.975
|
5.570
|
Total Aktiva
|
6.050
|
6.670
|
Total
Pasiva
|
6.050
|
6.670
|
PERUSAHAAN AMANAH
LAPORAN RUGI-LABA Tahun 1999
(Jutaan Rupiah)
Penjualan
Rp 24.000,-
Harga pokok
penjualan
Rp 17.000,-
Laba
kotor
Rp 7.000,-
Biaya Operasi Rp 2.500,-
Laba
Oprasi Rp 4.500,-
Bunga
Rp 1.500,-
Laba Sebelum
Pajak Rp 3.000,-
Pajak
Rp 900,-
Laba Setelah
Pajak
Rp 2.100,-
Dari contoh di
atas kita hitung tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja.
Perputaran
elemen modal kerja:
Perputaran Kas= Penjualan
Rata-rata kas
= 24.000
= 120 kali
200
Perputaran Kas = Penjualan
Rata-rata piutang
= 24.000 =30 kali
800
Perputaran Penjualan = Penjualan
Rata-rata persedian
= 24.000
=25 kali
960
Setelah
perputaran elemen modal kerja di temukan kemudian dihitung perode terkaitnya
elemen modal kerja, dan hasilnya dijumlahkan menjadi periode terkaitnya modal
kerja.
Periode
terkaitnya :
Kas = 360/120 = 3
hari
Piutang = 360/30 = 12
hari
Persediaan = 360/25 =14,4
hari
Total =29,4
hari
Dengan
demikian periode terkaitnya semua elemen kerja adalah sebesar 29,4 hari, atau
perputaran elemen modal kerja sebesar 360/29,4 = 12,24 kali. Apabila pada tahun
2000 diperkirakan akan mampu menjaul sebayak :
Rp.30.000.000.000,-
maka kebutuhan modal kerja sebesar =
Rp
30.000.000.000/12,24 = Rp 2.450.000.000,-
d)
Penentuan
besarnya kebutuhan modal kerja
Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan
modal kerja adalah menentukan seberaa besar kebutuhan modal kerja suatu
perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar
berarti ada sebagian dana yang menggangur dan ini akan menurunkan tingkat
profitabilitas perusahaan. Demikian pula bila modal kerja terlalu kecil akan
ada resiko proses produksi prusahaan kemungkinan besar akan terganggu. Oleh
karena itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan mod al kerja suatu
perusahaan.
Untuk
menentukan besarnya modal kerja, bisa digunakan beberapa metode penentuan
besarnya modal kerja yaitu :
a.
Metode
Ketertarikan Dana
Untuk menentukan besarnya modal
kerja dengan metode ini, makaa perllu diketahui dua faktor yang mempengaruhi ,
yakni :
a)
periode
terikatnya modal kerja dan, b) proyeksi kebutuhan kas rata-rata perhari. Perode
terkaitnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas di
tanamkan kedalam elemen-elemn modal kerja sampai manjadi kas lagi. Semakin lama
periode terikatnya modal kerja akan semakin membesar jumlah kebutuhan modal
bekerja, kemudian sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil
kebutuhan modal kerja juga semakin kecil. Perode terikatnya modal kerja pada
perusahaan perdagangan lebih biasanya lebih rendah bila dibandingkan perusahaan
industri. Pada perusahaan dagang perode terikatnya dana dimulai dari kas di
berikan barang daganagan dengan yang kemudian dijual ( misalkan dengan kredit )
akan menjadi piutang dan setelah piutang terbayar , maka akan menjadi kas lagi.
Lama barangnya dagangan terjual dan lama piutang tertagih tersebut merupakan
periode terikatnya modal kerja. Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan
perdagangan bisa di gambarkan sebagai berikut:
|
|
|
|
|
|
Sedangkan pengeluaran kas per hari merupakan
penegluaran kas rata-rata setiapharinya untuk keperluan pembeilian bahan baku,
bahan penolong, pembayaran upah, pembayaran-pembayarn tunai lainya.
Contoh :
Perusahaan ANGGUNA mempunyai rencana produksi
1.200 unit barang jadi perhari. Untuk membaut satu unit barang jadi tersebut
dibutuhkan 1,5 kg bahan baku dengan harga Rp.2000 per kg. Bahan baku tersebut
rata-rata disimpan digudang selama 7 hari sebelum masuk proses produksi.
Lamanya produksi 3 hari. Barang jadi berada didalam gudang sebelum terjual
rata-rata 10 hari. Rata-rata piutang tertagih selama 30 hari. Upah per unit
barang jadi sebesar Rp.2.500 biaya admistrasi umum sebulan Rp.12.000.000,- dan
biaya lain perbulan rata-rata Rp.9.000.000,- kas minimal ditentukan sebesar
Rp.10.000.000,-
Dari contoh tersebut bisa dicari periode
terkaitnya modal kerja dan kebutuhan kas per hari. Periode terkaitnya modal
kerja :
a.
Lamanya bahan
baku disimpan 7 hari
b.
Lamanya proses
produksi 3 hari
c.
Lamanya barang
jadi disimpan 10 hari
d.
Lamanya
piutang tertagih 30
hari
Jumlah 50 hari
Kebutuhan kas
per hari
Pembelian
bahan baku =
1.200 x 1,5 kg x Rp. 2.000
=Rp.3.600.000,-
Pembayaran
upah langsung
=1.200 x Rp.2.500.00
=Rp.3.000.000,-
Pembayaran
biaya pemasaran =Rp
15.000.000 : 30
=Rp 500.000,-
Pembayaran
biaya adm & umum =Rp
12.000.000 : 30
=Rp 400.000,-
Pembayaran
biaya lainya
=Rp 9.000.000 : 30
=Rp 300.000,-
JUMLAH
Rp.7.800.000,-
Dengan demikian
jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah :
Periode
terkaitnya modal kerja x kebutuhan kas
perhari + Kas minimal.
50 x Rp
7.800.00,- + Rp. 10.000.000,- = Rp.400.000.000,-[4].
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
menejemen modal kerja adalah hal yang
paling penting jika tidak ada hal lainya dalam proprosi waktu menejemen keungan
waktu menejer keangan yang harus didedikasikan untuk hal tersebut.
Menurut A.W Taylor modal kerja bisa
dikelompokan ke dalam dua jenis sebagai berikut :
a.
modal kerja
permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaanagar
perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b.
modal kerja
variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan.
e)
Motede
Perputaran modal kerja ,dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan
dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti
perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Penentuan besarnya kebutuhan modal kerja, masalah
yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberaa
besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena bila modal
kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menggangur dan
ini akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Suttrisno,Menejemen
Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)
James C. Van
Horne dan Jhon M. Wachowicz,Jr.,Prinsip-prinsip Manajemen Keungan,(Jakarata
Selatan,Salemba Empat,2013)
[1]
[1] Suttrisno,Menejemen Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)hlm,41
[2] James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz,Jr.,Prinsip-prinsip
Manajemen Keungan,(Jakarata Selatan,Salemba Empat,2013)hlm-250
[3] Suttrisno,Menejemen Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)hlm,41-44
[4] Suttrisno,Menejemen Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)hlm,48-49
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang
bertujuan menghasilkan barang dan jasa melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi
secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan yang menjalankan usaha selalu
membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu antara lain digunakan untuk pembelian
bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan pembayaran biaya-biaya
lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.
Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penyusun mencoba untuk menyampaikan bahwa modal kerja memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa monopoli yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan. sehingga pembaca dapat mengambil manfaat yang terkandung dalam makalah ini.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi masalah likuiditas.
Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penyusun mencoba untuk menyampaikan bahwa modal kerja memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa monopoli yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan. sehingga pembaca dapat mengambil manfaat yang terkandung dalam makalah ini.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
Pengertian modal kerja ?
2.
Apa saja
jenis-jenis modal kerja ?
3.
Bagaimana
metode perputaran modal kerja ?
4.
Bagaimana
penentuan besarnya kebutuhan modal kerja ?
BAB II
PEMBAHASAN
a)
Pengertian Modal Kerja
setiap perusahaan yang melakuakan kegiatannya
selalu membutuhkan dana. Kebutuhan dana tersebut digunakan untuk membiayai kebutuhan
investasi maupun untuk memenuhi kebutuhan opersional sehari-hari. Dana yang
diperlukan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan opersional sehari-hari,
seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan
pembayaran lainnya disebut modal kerja.
Modal kerja merupakan salah satu unsur aktiva
yang sangat penting dalam perusahaan. Karena tanpa modal kerja perusahaan tidal
dapat memenuhi kebtuhan dana untuk menjalankan aktivitasnya. Masa perputaran
modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada elemen-elemen modal kerja hingga
menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa
perputaran modal kerja ini menunjukan tingkat efesiensi penggunaan modal kerja
tersebut. Semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisiensi
penggunaan modal kerja, dan tentunya investasi pada modal kerja semakin kecil.
Oleh karena itu manajer keuangan dituntun untuk memperhatikan sumber dana untuk
memennuhi modal kerja tersebut. Manajer keuangan menghadapi berbagi pilihan
sumber dana baik sumber dana berjangka pendek maupun berjangka panjang. Sumber
dana berjangka pendek ditunjukan oleh hutang lancar pada neraca[1].
Jadi menejemen modal kerja adalah hal yang paling penting jika tidak ada hal
lainya dalam proprosi waktu menejemen keungan waktu menejer keangan yang harus
didedikasikan untuk hal tersebut.[2]
b)
. Jenis Modal
Kerja
kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu
dalam satu periode belum tentu sama, hal ini disebabkan oleh berubah-ubahnya
proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Perubahan itu
sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke
waktu, seperti adanya permintaan disebabkan musiman. Oleh karena itu kebutuhan
modal kerja juga bisa mengalami perubahan. Menurut A.W Taylor modal kerja bisa
dikelompokan ke dalam dua jenis sebagai berikut :
a)
modal kerja
permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar
perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam yakni :
a.
modal kerja
primer
modal kerja primer adalah modal
kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin agar perusahaan
tetep bisa beroperasi.
b.
Modal kerja
normal
Merupakan modal kerja yang harus
ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi
normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar
kaasitas normal perusahaan.
b)
Modal kerja
variabel
modal kerja
variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja
variabel terdiri dari :
c.
Modal kerja
musimam
Merupakan sejumlah dana yang
dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan.
Misalnya perusahaan biscuit harus menydiakan modal kerja lebih besar pada saat
musim hari raya.
d.
Modal kerja
siklis
Adalah modal kerja yang jumlah
kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi konjungtur.
e.
Modal kerja
darurat
modal kerja ini jumlah kebutuhannya
dipengaruihi oleh keadaan-keadaan yang terjadi di luar kemampuan perusahan.[3]
c)
Motede Perputaran
modal kerja
Dengan metode
ini besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran
elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, perputaran piutang,
dan perputaran persediaan. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh sebagai
berikut:
Contoh
Perusahaan
AMANAH mempunyai laporan keungan berupa neraca dan laporan rugi laba sebegai
berikut:
PERUSAHAAN AMANAH
NERACA (Jutaan Rupiah)
1998
|
1999
|
1998
|
1999
|
||
Kas
|
185
|
215
|
Utang dagang
|
550
|
485
|
Piutang
|
770
|
830
|
Utang bank
|
175
|
250
|
persediaan
|
920
|
1.000
|
Utang wesel
|
350
|
365
|
Aktiva lancar
|
1875
|
2.045
|
Utang
lancar
|
1.075
|
1.100
|
Tanah
Bangunan
Mesin
|
2.150
1.025
1.000
|
2.500
1.025
1.100
|
Untng jk pjg
Mdl saham
Laba dithan
|
1.800
1.900
1.275
|
1.900
2.000
1.670
|
Aktiva tetap
|
4.175
|
4.625
|
Utang
& modal
|
4.975
|
5.570
|
Total Aktiva
|
6.050
|
6.670
|
Total
Pasiva
|
6.050
|
6.670
|
PERUSAHAAN AMANAH
LAPORAN RUGI-LABA Tahun 1999
(Jutaan Rupiah)
Penjualan
Rp 24.000,-
Harga pokok
penjualan
Rp 17.000,-
Laba
kotor
Rp 7.000,-
Biaya Operasi Rp 2.500,-
Laba
Oprasi Rp 4.500,-
Bunga
Rp 1.500,-
Laba Sebelum
Pajak Rp 3.000,-
Pajak
Rp 900,-
Laba Setelah
Pajak
Rp 2.100,-
Dari contoh di
atas kita hitung tingkat perputaran masing-masing elemen modal kerja.
Perputaran
elemen modal kerja:
Perputaran Kas= Penjualan
Rata-rata kas
= 24.000
= 120 kali
200
Perputaran Kas = Penjualan
Rata-rata piutang
= 24.000 =30 kali
800
Perputaran Penjualan = Penjualan
Rata-rata persedian
= 24.000
=25 kali
960
Setelah
perputaran elemen modal kerja di temukan kemudian dihitung perode terkaitnya
elemen modal kerja, dan hasilnya dijumlahkan menjadi periode terkaitnya modal
kerja.
Periode
terkaitnya :
Kas = 360/120 = 3
hari
Piutang = 360/30 = 12
hari
Persediaan = 360/25 =14,4
hari
Total =29,4
hari
Dengan
demikian periode terkaitnya semua elemen kerja adalah sebesar 29,4 hari, atau
perputaran elemen modal kerja sebesar 360/29,4 = 12,24 kali. Apabila pada tahun
2000 diperkirakan akan mampu menjaul sebayak :
Rp.30.000.000.000,-
maka kebutuhan modal kerja sebesar =
Rp
30.000.000.000/12,24 = Rp 2.450.000.000,-
d)
Penentuan
besarnya kebutuhan modal kerja
Masalah yang cukup penting dalam pengelolaan
modal kerja adalah menentukan seberaa besar kebutuhan modal kerja suatu
perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar
berarti ada sebagian dana yang menggangur dan ini akan menurunkan tingkat
profitabilitas perusahaan. Demikian pula bila modal kerja terlalu kecil akan
ada resiko proses produksi prusahaan kemungkinan besar akan terganggu. Oleh
karena itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan mod al kerja suatu
perusahaan.
Untuk
menentukan besarnya modal kerja, bisa digunakan beberapa metode penentuan
besarnya modal kerja yaitu :
a.
Metode
Ketertarikan Dana
Untuk menentukan besarnya modal
kerja dengan metode ini, makaa perllu diketahui dua faktor yang mempengaruhi ,
yakni :
a)
periode
terikatnya modal kerja dan, b) proyeksi kebutuhan kas rata-rata perhari. Perode
terkaitnya modal kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas di
tanamkan kedalam elemen-elemn modal kerja sampai manjadi kas lagi. Semakin lama
periode terikatnya modal kerja akan semakin membesar jumlah kebutuhan modal
bekerja, kemudian sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil
kebutuhan modal kerja juga semakin kecil. Perode terikatnya modal kerja pada
perusahaan perdagangan lebih biasanya lebih rendah bila dibandingkan perusahaan
industri. Pada perusahaan dagang perode terikatnya dana dimulai dari kas di
berikan barang daganagan dengan yang kemudian dijual ( misalkan dengan kredit )
akan menjadi piutang dan setelah piutang terbayar , maka akan menjadi kas lagi.
Lama barangnya dagangan terjual dan lama piutang tertagih tersebut merupakan
periode terikatnya modal kerja. Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan
perdagangan bisa di gambarkan sebagai berikut:
|
|
|
|
|
|
Sedangkan pengeluaran kas per hari merupakan
penegluaran kas rata-rata setiapharinya untuk keperluan pembeilian bahan baku,
bahan penolong, pembayaran upah, pembayaran-pembayarn tunai lainya.
Contoh :
Perusahaan ANGGUNA mempunyai rencana produksi
1.200 unit barang jadi perhari. Untuk membaut satu unit barang jadi tersebut
dibutuhkan 1,5 kg bahan baku dengan harga Rp.2000 per kg. Bahan baku tersebut
rata-rata disimpan digudang selama 7 hari sebelum masuk proses produksi.
Lamanya produksi 3 hari. Barang jadi berada didalam gudang sebelum terjual
rata-rata 10 hari. Rata-rata piutang tertagih selama 30 hari. Upah per unit
barang jadi sebesar Rp.2.500 biaya admistrasi umum sebulan Rp.12.000.000,- dan
biaya lain perbulan rata-rata Rp.9.000.000,- kas minimal ditentukan sebesar
Rp.10.000.000,-
Dari contoh tersebut bisa dicari periode
terkaitnya modal kerja dan kebutuhan kas per hari. Periode terkaitnya modal
kerja :
a.
Lamanya bahan
baku disimpan 7 hari
b.
Lamanya proses
produksi 3 hari
c.
Lamanya barang
jadi disimpan 10 hari
d.
Lamanya
piutang tertagih 30
hari
Jumlah 50 hari
Kebutuhan kas
per hari
Pembelian
bahan baku =
1.200 x 1,5 kg x Rp. 2.000
=Rp.3.600.000,-
Pembayaran
upah langsung
=1.200 x Rp.2.500.00
=Rp.3.000.000,-
Pembayaran
biaya pemasaran =Rp
15.000.000 : 30
=Rp 500.000,-
Pembayaran
biaya adm & umum =Rp
12.000.000 : 30
=Rp 400.000,-
Pembayaran
biaya lainya
=Rp 9.000.000 : 30
=Rp 300.000,-
JUMLAH
Rp.7.800.000,-
Dengan demikian
jumlah modal kerja yang dibutuhkan adalah :
Periode
terkaitnya modal kerja x kebutuhan kas
perhari + Kas minimal.
50 x Rp
7.800.00,- + Rp. 10.000.000,- = Rp.400.000.000,-[4].
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
menejemen modal kerja adalah hal yang
paling penting jika tidak ada hal lainya dalam proprosi waktu menejemen keungan
waktu menejer keangan yang harus didedikasikan untuk hal tersebut.
Menurut A.W Taylor modal kerja bisa
dikelompokan ke dalam dua jenis sebagai berikut :
a.
modal kerja
permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaanagar
perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
b.
modal kerja
variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan.
e)
Motede
Perputaran modal kerja ,dengan metode ini besarnya modal kerja ditentukan
dengan cara menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti
perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan.
Penentuan besarnya kebutuhan modal kerja, masalah
yang cukup penting dalam pengelolaan modal kerja adalah menentukan seberaa
besar kebutuhan modal kerja suatu perusahaan. Hal ini penting karena bila modal
kerja perusahaan terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menggangur dan
ini akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Suttrisno,Menejemen
Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)
James C. Van
Horne dan Jhon M. Wachowicz,Jr.,Prinsip-prinsip Manajemen Keungan,(Jakarata
Selatan,Salemba Empat,2013)
[1]
[1] Suttrisno,Menejemen Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)hlm,41
[2] James C. Van Horne dan Jhon M. Wachowicz,Jr.,Prinsip-prinsip
Manajemen Keungan,(Jakarata Selatan,Salemba Empat,2013)hlm-250
[3] Suttrisno,Menejemen Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)hlm,41-44
[4] Suttrisno,Menejemen Keungan,(Yogyakarta,EKONISIA,2013)hlm,48-49
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete