BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL)
BIAYA PENGGUNAAN MODAL (COST OF CAPITAL)
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi tugas
Mata Kuliah: Manajemen
Keuangan
Dosen Pengampu: Bu Munif
Oleh:
Ayub Maulan (14020360)
Shoiful Mukhlis (1402036023)
PRODI MUAMALAH (HUKUM
EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2016
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Ada tiga hal yang
menjadikan biaya modal sebagai materi pembahasan yang peting. Pertama,
keputusan penganggaran modal berakibat besar pada perusahaan sedangkan
penganggaran yang tepat memerlukan prkiraan biaya modal. Kedua, struktur
keuangan mempengaruhi tingkat resiko dan besarnya arus pendapatan. Pengetahuan
tentang biaya modal dan bagaimana biaya ini diperngaruhi oleh leverage
keuangan, akan beruna dalam pengambilan keputusan dibidang strultur modal.
Ketiga, sejumlah keputusan seperti leasing, pendanaan kembali, obligasi dan
kebijaksanaan modal kerja, semuanya memerlukan perkiraan biaya modal.
Selain itu biaya modal
merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan
tingkat minimum laba investasi yang harus diperoleh dari investasi tersebut.
Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa yang dimaksud dengan
Biaya Modal (Cost of Capital)?
2.
Apa saja jenis-jenis
Biaya Modal (Cost of Capital)?
3.
Apa saja faktor-faktor
yang mempengaruhi Biaya Modal (Cost of Capital)?
4.
Apa hubungan antara Biaya
Modal (Cost of Capital) dengan Capital Budgeting (Penganggaran Modal).
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Biaya Penggunaan Modal (Cost of Capital)
Biaya Penggunaan Modal
atau Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu
investasi perusahaan.
Perhitungan biaya penggunaan modal didasarkan atas perhitungan
sebelum pajak (before tax) atau perhitungan sesudah pajak (after tax), namun
pada umumnya dihitung berdasarkan perhitungan atas dasar sesudah pajak (after
tax basis). Perhitungan biaya penggunaan modal
adalah
penting berdasar tiga alasan
berikut:
1.
Maksimisasi nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal)
diminimumkan.
2.
Capital budgeting memerlukan estimasi tentang biaya modal.
3.
Keputusan lain juga
memerlukan estimasi biaya modal,
misal leasing, modal kerja.
Konsep biaya
modal erat
hubungannya dengan
konsep mengenai pengertian
tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Biaya modal biasanya digunakan
sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya
uatu usulan investasi (sebagai
discount rate), yaitu dengan membandingkan rate of return dari usulan investasi tersebut
dengan biaya modalnya. Oleh karena perhitungan
rate of return didasarkan atas dasar sesudah pajak, maka sewajarnya kalua
pembandingnya juga diperhitungkan atas dasar sesudah pajak. Kemudian dalam
perhitungan cost of capital selanjutnya akan didasarkan atas perhitungan
sesudah pajak (after tax basis)
Biaya modal
disini adalah overall
cost of capital.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (weighted cost of capital
atau WACC). Biaya modal harus dihitung
berdasar basis setelah pajak, karena arus kas
setelah pajak adalah yang paling relevan
untuk keputusan investasi.
Biaya modal dapat diukur dengan “rate of return” minimum dari investasi baru yang
dikeluarkan perusahaan, dengan asumsi bahwa tingkat risiko
dari investasi baru
sama
dengan risiko dari
aktiva yang dimiliki saat ini.
B. Jenis-Jenis Biaya Penggunaan Modal (Cost of Capital)
1. Biaya
Penggunaan Dana yang Berasal Dari Berbagai Sumber Dana Secara Individual
a. Biaya
Penggunaan Dana yang Berasal Dari Utang Jangka Pendek
Pada
dasarnya utang jangka pendek terdri dari utang perniagaan (trade accounts
payable), utang wesel dan kredit jangka pendek dari bank. Ketika kita gagal
membayar tepat pada waktunya, kita akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
“cash discount”. Apabila suatu perusahaan kehilangan kesempatan mendapatkan
“cash discount” selama setahun, maka biaya “explicit” dari kredit perniagaan
tersebut dapat dihitung dengan
membandingkan cash discount yang hilang dengan jumlah rata-rata utrng
perniagaannya selama setahun. Contoh :
Misalkan cash discount
yang hilang selama setahun ssebesar Rp. 5.000,00 dan uang perniagaan rata-rata
sebesar Rp.50.000,00 maka biaya kredit perniagaan yang explisit sebelum pajak
adalah sebesar
= 10%
Keterangan: biaya ini
adalah “tax deductible expense”, karena bunga modal diperhitungkan dari jumlah
keuntungan sebelum terkena beban pajak, sehingga dengan adanya beban bunga,
maka beban keuntungan yang terkena pajak menjadi lebih kecil.
Utang Wesel mempunyai
bunga yang tetap yang dihitung dari harga nominalnya. Dalam hal ini bunga yang
dibayar dengan jumlah uang yang diterima harus dikaitkan supaya dana yang
efektif dapat digunakan. Dalam melayani kredit jangka pendek biasanya pihak
bank langsung memotong bungs di muka dari jumlah uang yang diberikan sehingga
penerima kredit menerima jumlah uang yang lebih kecil dari utang nominalnya. Contoh
:
Misalnya kita
menggadaikan uang wesel dengan nominal Rp100.000,00 dengan bunga 15% per tahun
dengan jangka satu tahun. Dalam hal ini kita hanya menerima uang sebesar
Rp85.000,00 (yaitu Rp100.000,00 minus bunga Rp15.000). Dengan demikian tingkat
bunga yang sebenarnya sebelum pajak adalah sebesar:
= 17,65 %
Apabila tingkat pajak 40% , maka biaya sesudah
pajaknya adalah 17,65% (1,0-0,4) = 17,65% (0,60) – 10,50%. Prinsip ini juga
diterapkan dalam menghitung biaya penggunaan utang dari kredit jangka pendek
yang diberikan oleh Bank. Contoh:
Misalnya suatu bank akan memeberikan kredit
jangka pendek kepada suatu perusahaan sebesar Rp 1.000.000,00 dengan bunga 2%
per bulan selama 8 bulan. Bank menetapkan syarat bahwa aktifa yang dijadikan
jaminan harus diasuransikan selama jangka kredit, misalnya besar premi asuransi
tersebut sebesar Rp50.000,00
Jumlah uang yang dibayarkan oleh Bank kepada
perusahaan itu adalah sebesar Rp 1.000.000,00 – bunga selam 8 bulan + premi
asuransi = Rp 1.000.000,00 – (Rp 160.000,00 + Rp50.000,00) = Rp 790.000,00.
Beban yang sebenarnya ditanggung oleh penerima kredit tersebut selama 8 bulan
adalah Rp210.000,00 yaitu Rp 160.000,00 + Rp50.0000,00) dengan demikian biaya
krdit sebelum pajak(befor tax cost of debt) selama 8 bulan adalah
= 100%
= 26,582%
Biaya kredit sebelum pajak per bulan = = 3,323%
Misalnya tingkat pajak 50%, maka :
biaya sesudah pajak = 3,323% (1,0-0,5) =
1,6615% per bulan.
b. Biaya
Penggunaan Modal yang Berasal Dari Utang Jangka Panjang
Dalam
perhitungan biaya penggunaan utang jangka panjang pada umumnya mengunakan
bentuk obligasi, yaitu dengan memasukkan jumlah dana neto yang diterima dengan
pengeluara-pengeluaran kas dana tersebut. Contoh :
Pengeluaran
obligasi dengan harga nominal per lembar Rp10.000,00 dengan jangka 10 tahun.
Hasil penjualan obligasi neto yang kita terima sebesar Rp9.700,00. Bunga atau
coupon obligasi per tahunnya 4. Berapa besarnya biaya obligasi tersebut?
a) Dengan
menggunakan rumus “short cut” atau atas dasar kira-kira (approximate method)
Ada 4 langkah perhitungan “cost of bonds”, yaitu:
1. Mengadakan
estimasi jumlah rata-rata dari dana yang tersedia bagi kita selama 10 tahun.
2. Menghitung biaya
rata-rata tahunan (average annual cost) dari penggunaan dana tersebut.
3. Menghitung
persentase biaya rata-rata tahunan dari jumlah dana rata-rata yang tersedia.
4. Menyesuaikan
biaya obligasi itu atas dasar sesudah pajak (after tax basis).
Penyelesaian:
1.
Dana rata-rata yang tersedia yang akan digunakan
selama 10 tahun = 9.850
2. Kita harus
memperhatikan biaya ekstra sebesar Rp300,00 yaitu selisih antara dana yang
diterima (yang efektif dapat digunakan) dengan jumlah dana yang harus dibayar
kembali sesudah 10 tahun. Jika biaya ekstra itu dosebarkan secara merata selama
10 kali pembayaran bunga, berarti biaya ekstra per tahun sebesar Rp30,00
(yaitu, ) ditambahkan pada bunga
yang setiap tahun dibayarkan. Dengan demikian maka setiap tahun selama 10 tahun
kita harus membayar beban sebesar Rp400,00 (4% x Rp10.000,00) + Rp30,00 (biaya
ekstra) sehingga berjumlah Rp430,00 (average annual cost)
3. Menghitung
presentase biaya tahunan rata-rata dari jumlah dana rata-rata yang tersedia.
Biaya obligasi sebelum pajak=
x 100% = 4,36
4. Sebagai langkah
terahir adalah menyesuaikan biaya obligasi sebelum pajak atas dasar sesudah
pajak. Apabila tingkat pajak 40%, maka sesudah pajak = 4,36% (1,0 – 0,4) =
2,62%
b) Dengan
menggunakan table PV atau metode “accurate”
c. Biaya
Penggunaan Modal yang Berasal Dari Saham Preferen
Biaya saham
preferen adalah
sama dengan tingkat keuntungan yang
dinikmati pembeli saham preferen. Rumus
:
Kp = Dp/Pn
Ket :
|
Kp
|
= biaya saham preferen
|
|
Dp
|
= deviden saham
preferen
|
|
Pn
|
= harga saham preferen bersih yang diterima (harga setelah
dikurangi flotation
cost).
|
d. Biaya
Penggunaan Modal yang Berasal Dari Laba yang Ditahan (Cost of Retained Earning)
Biaya laba ditahan adalah sama dengan tingkat
keuntungan yang
disyaratkan
investor pada saham biasa perusahaan yang bersangkutan. Dasarnya adalah prinsip opportunity cost. Jika laba tidak ditahan, laba tersebut dibagiakan dalam bentuk deviden. Jika laba
tersebut ditahan berarti
pemegang saham menginvestasikan kembali
laba yang menjadi haknya
ke perusahaan (flow
back fund).
e. Biaya
Penggunaan Modal yang Berasal Dari Emisi Saham Biasa Baru
Biaya modal saham biasa baru biasanya lebih tinggi dari biaya modal laba
ditahan, karena penjualan saham baru memerlukan biaya emisi atau flotation cost. Biaya
emisi akan mengurangi penerimaan perusahaan
dari penjualan
saham. Rumus:
2. Biaya
Penggunaan Modal Secara Keseluruhan (Over-all Cost of Capital)
Dalam
hal ini perusahaan harus menghitung biaya dari masing-masing sumber dana
dikarenakan sumber dana yang dimiliki berbeda-beda, maka untuk menetapkan biaya
modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu menghitung “weighted average”
dari berbagai sumber dana tersebut. Penetapan bobot (weight) dapat didasarkan
pada :
1. Jumlah rupiah
dari masing-masing konponen struktur modal.
2. Proporsi modal
dalam struktur modal dinyatakan dalam presentase.
Contoh :
Suatu perusahaan
mempunyai struktur modal sebagai berikut :
Utang (jangka panjang) Rp 60 ujta
Saham preferen Rp 10 juta
Modal sendiri Rp130 juta
Jumlah Rp200 juta
Biaya penggunaan dana
dari masing-masing sumber dana tersebut sebagai berikut :
Utang = 6% (biaya
sebelum pajak)
Saham preferen = 7%
Modal sendiri = 10%
Tingkat pajak perseroan = 50%
Langkah pertama adalah
mengadakan penyesuaian pajak bagi biaya utang untuk menjadikan biaya sesudah
pajak. Biaya utang sesudah pajak (after tax cost of debt) = 6% (1,0 – 0,5) =
3%. Perhitungan “weighted cost of capital” dari perusahaan dari perusahaan tersebut
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1) Dengan
Menggunakan Jumlah Modal Rupiah untuk Penetapan “Weight”nya
2) Dengan
Menggunakan Proporsi Modal (Capital Proportions) untuk Penetapan “weight”nya
3. Fungsi Cost
of Capital dalam Penggunaan Berbagai Metode Pemilihan Investasi
Dalam
pembahasan ini ada beberapa fungsi dari Cost of Capital dalam Penggunaan
Berbagai Metode Pemilihan Investasi. Diantara fungsi tersebut, apabila kita
menggunakan “Net Present Value” atau “Profitability Index” sebagai cara untuk
menentukan diterima atau ditolaknya suatu usul investai, maka “cost of capital”
berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung nilai
sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi. Kemudian, jika kita
menggunakan metode “internal rate of return”, maka fungsi cost of capital
adalah sebagai “hurdle rate” atau “ cut off rate” (tingkat pembatas atu
pemotong) dalam hal kita mengadakan evaluasi terhadap usul-usul proyek
investai. Apabila “rate of return” dari usul suatu proyek investasi lebih besar
daripada Cost of capital nya maka usul proyek tersebut dapat diterima, begitu
sebaliknya.
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
-
Biaya modal adalah biaya
riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik hutang,
saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanai suatu investasi
perusahaan.
-
Biaya modal (Cost of
Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh perusahaan
untuk mendapatkan modal yang diguna-kan untuk investasi perusahaan.
-
Faktor- faktor biaya
modal di perusahaan diantaranya:
1.
Faktor yang Tidak Dapat
Dikendalikan Perusahaan.
ü
Tingkat Suku Bunga.
ü
Tarif Pajak.
2.
Faktor yang Dapat
Dikendalikan Peusahaan.
ü
Kebijakan Struktur Modal.
ü
Kebijakan Dividend.
ü
Kebijakan Investasi.
-
Jadi biaya modal itu
sangat berpengaruh besar bagi perusahaan untuk menjalankan
aktifitas perusahaan
karenan biaya modal bisa dijadikan patokan perusahaan untuk
mengetahui apakah
perusahaan tersebut mendapatkan profit yang tinggi apa tidak.
-
Capital budgeting
decision mempunyai pengaruh yang besar pada perusahaan dan capital
budgeting yang baik akan memerlukan ramalan akan cost of capital yang
tepat.
B. Kritik dan Saran
Demikian makalah dari kami, semoga bermanfaat
bagi pembaca khususnya bagi penulis sendiri. Kami menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan karena kurangnya referensi dari kami dan sebagainya,
untuk itu kriktik dan saran dari pembaca sangat kami butuhkan untuk kelancaran
makalah selanjutnya
VI. DAFTAR PUSTAKA
F. Brigham,
Eugene, Joel F, Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. ed.10. Jakarta. Salemba4.
Bambang, Riyanto. 2013. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Yogyakarta. BPFE
Weston, J. Fred,
F. Brigham, Eugene, dan A. Q. Khalid. 1991. Dasar-dasar Manajemen Keuangan
jilid 2. Jakarta. Erlangga.
ImamGunawan.2009.AnalisaCapitalBudgeting(online). (http://masimamgun.blogspot.com/2009/11/analisa-capital-budgeting.html,
diakses tanggal
15september2016
Comments
Post a Comment