aNDONG istimewa
Jalan - Jalan Ke Andong(Labib)
(Cerita MU b)
Siang
itu dengan hati yang masih ragu – ragu mencoba untuk menyiapkan segala
peralatan yang digunakan untuk muncak. Hati ini ragu karena sepertinya ada
sesuatu yang mengganjal seperti aka nada masalah. Tapi karena hati sudah mantap
dan udah janji jadi mau gak mau aku tetap nekad langkahkan kaki menuju kampus
tercinta yaitu UIN Walisongo.
Waktu
itu aku dari Mranggen karena posisi waktu itu kuliah libur karena Makul Akhlak
tasawuf telah selesai Uas jadi hari itu digunakan untuk muncak itung – itung
refreshing sebelum Uas. Ketika sampai dikampus tepatnya diparkiran gedung G ada
sebuah mobil berwarna putih. Setelah lebih dekat ternyata kawan – kawan lainya
telah menunggu seperti, Rezy, Danik, Leni. Hida. Kafil Sasha dan pacarnya. Sebenarnya
ada teman lainya tapi mereka berdua (Rifki dan Isa) Sedang mengisi air kedalam
botol di kos – kosanya Rifki.
Waktu
itu ada sekitar 10 orang yang akan ke Muncak. Jadi mobilnya sampai penuh dan
sebenarnya kelebihan muatan. Apalagi Rezy 2x lipatnya Leni. Jadi sangat wajar
bila dimobil yang disewa sagat padet bahkan sesek. Meski begitu perjalanan
teteb dilanjutkan.
Karena
Sasha bawa motor maka kerumahnya terlebih dahulu. Sebelum itupun pacarnya ambil
jaket. Kemudian berangkatlah kerumahnya tapi sial jalan macet di Krapyak. Tapi
semua itu tak menghambat karena pacarnya Sasha masuk kejalan pintas alias
tikus. Sampai dirumah Sasha sudah ditunggu sama Rifki. Owh ya sebelumnya Sasha
pulang kerumahnya dengan Rifki. Cus berangkat dengan nasi bungkus dan lauk yang
dibawa Sasha rasanya hati ini lega. Haha
Kami
pun berjalan dan sempat berhenti di Pom bensin, aku kurang paham daerah mana
yang jelas berhenti untuk makan. Kenyang dan udah sholat kami berangkat lagi.
Didalam perjalan banyak sekali insiden yang mewarnai mulai dari Leni marah
sampai sumpek karena muatanya yang berlebihan dan juga mobil yang batuk – batuk
kayak mobil tua. Akhirnya kami berhenti disuatu pom Bensin yang lagi – lagi
lupa nama daerahnya. Disitu sampai lama banget dari Maghrib sampai jam 8an
malam. Masalahnya yaitu mobilnya batuk – batuk jadi yang jadi sopir(pacarnya
Sasha) mungkin khawatir kalau rusak, karena mobil sewaan.
Sampai
akhirnya kami berunding mulai dari Aku, Rifki, Isa, Hida, Leni, Danik, Rezy,
pacarnya Sasha, Sasha dan Kafil. Dari hasil perundingan itu gunung Andong
adalah salah satu pilihnya karena yang terdekat dari daerah itu. Akan tetapi
Kafil kurang setuju dia ingin pulang. Kafil ingin pulang karena mungkin
acaranya gaje(gak jelas). Akan tetapi semua kebijakan ditangan Sasha dan
pacarnya karena kami Cuma penumpang istilahnya. Akupun tidak tahu kejelasnya
gimana hasil rundinganya akan tetapi ternyata kami dianatar ke Camp gunung
Andong dan sudah pasti keputusan finalnya muncak disitu.
Dari
sepuluh orang itu hanya delapan yang berangkat. Sasha dan pacarnya pulang
sedangkan kami tetap berangkat muncak. Dengan persiapan yang telah disiapkan
kami naik sekitar jam sepuluh dengan biaya Administrasi 10 rb/orang jadi kalau
delapan orang berarti Rp.80.000. Dengan pesan yang disampaikan Sasha, kalau
naik pakai celana training, biar tidak kram katanya.
Kamipun
berangkat dengan diantar oleh adek – adek yang baik hati utusan dari camp yang
kami singgahi. Owh ya nama Campnya aku lupa haha. Kami berangkat dengan
dileaderi sama Isa. Ia berpesan sedikit banyak kepada kami ketika mau naik
keatas. Setelah adik – adik yang mengantar telah selesai tugasnya kamipun
berdo’a. Do’anya aku pimpin dengan bacaan Istighfar untuk mohon ampun kepada
Allah, dengan bacaan Alhamdulillah atas rasa Syukur kepada Allah dan Sholawat
kepada Utusanya Yaitu nabi Muhammad agar diijabah doa kami. Kami memohon agar
acara muncak ini diberkahi Allah menjadi Ilmu dan bermanfaat untuk nantinya.
Kami
naik dengan perasaan yang agak kurang nyaman karena harus mikir pulangnya pakai
apa. Tapi karena sudah sampai disana kamipun mantabkan hati. Kami naik dengan
kurang begitu paham jalan karena kata Isa jalan yang kami lalui bukan jalan
yang pernah ia lalui dan itu membuat kami beberapa kali tersesat seperti
berjalan tapi tak pasti.
Meski
begitu ada masalah lain juga diantaranya adalah masalah HIda yang suka mengeluh
masalah Leni yang mudah capek karena kakinya pendek juga Rezy dengan berat
badanya dan Kafil yang ketika itu mungkin sangat kedinginan sampai menggigil.
Meski begitu kami teteb bertekad samapai puncak. Dalam perjalanan kami sering
sekali break (berhenti untuk istirahat). Karena break yang sering dan
jalan yang belum pernah dilalui menjadi Faktor lamanya kami samapai puncak.
Sebelum kami sampai puncak kami pernah berhenti lama yaitu berhenti untuk minum
kopi dan makan Mie instant. Untung waktu itu kami bawa banyak jadi tidak
masalah.
Karena
leadernya Isa jadi sepanjang perjalanan banyak sekali guyonan dari Isa dan itu
membuat suasana jadi tidak begitu melelahkan. Hampir mencapai puncak ada
beberapa orang yang turun katanya sudah penuh diatas. Tapi kami tetab jalan
akupun berjalan dengan sangat cepat karena takut sekali dengan jalan yang
curam. Tapi sampai akhirnya Leni merasa tak kuat sampai kainya kram dan
terjatuh, untung belum pingsan.
Dengan
tak menghiraukan teman – teman akupun berjlan didepan karena ketakutan dengan
jalanya yang sangat curam seakan seperti di Film 5 cm, yang harus berjalan
dengan merunduk. Tinggi dan banyak batu. Sampai puncak memang benar sangat
padat yang muncak disana sampai – sampai dikuburanpun jadi tempat berkemah. Aku
sempat mikir” Ini gunung apa pasar malam, koq rame banget. Dengan mencari cela
– cela kamipun dapat tempat. Aku ambil tikar dan langsung tidur. Karena aku
berprinsip pokoknya tidur sejamlah minimal. Aku kepikiran sholat subuh. Aku
sempat pingin sholat tapi tempatnya yang sulit akhirnya yaudah Cuma azam ingin
sholat sampai waktu dan tempatnya tepat buat sholat.
Karena
sangat dingin jadi sekujur tubuh pun menggigil, untungnya aku bawa jas hujan
jadi lumayan bisa buat penutup wajah dan tubuh. Waktu itu aku tidur tidak tahu
apa – apa. Bangun udah ada Leni sama Danik Hida. Haha aku gak tahu kalau
disampingku. Yang lain Isa, Kafil dan Rifki kayaknya dia tidak tidur. Mereka
mungkin ngopi dan makan. Semua sudah terbangun dan merasakan dinginya pagi yang
menusuk tulang. Ketika itu pagi yang tak berkabut jadi bisa melihat Sunrice
yang indah “Subhannallah”. Karena aku baru pertama muncak jadi ini pertama
kalinya bisa lihat matahari dipagi hari.
Kami
foto – foto yak arena kamera yang bagus punyanya Isa. Selfi udah banyak
akhirnya kami bergegas pulang karena permintaan Kafil. Padahal baru saja sampai
sudah mau pulang. Tapi tidak masalah meski hanya sekitar sejam tapi sangat
bermakna. Di perjalanan pulang kami telah mencapai bawah. Disitu kami berebut
kamar mandi masalahnya kami sudah ngempet berjam – jam.
Kami
bingung mau pulang pakai apa masalahnya Sasha Cuma ninggal. Jadi kemungkinan
besar ngangkot sebelum itu kami naik ojek bersama kawan – kawan. 2 orang premotor/15.000
jadi kalau 4 motor 8 orang jadi Rp.60. 000. Kemudian sampailah di Pasar disitu
kami naik Bis.
Kemudian
kamipun naik bis disana bisnya tidak layak tak seperti di Semarang. Semuanya
naik dari Mbah – mbah sampai anak – anak. Banunya masya Allah. Disitu kami
dikenai biaya yaitu sekitar 8rb/orang. Jadi dikali 8 64.rb. tapi untungnya aku
bawa uang banyak jadi bisa aku talangi semua. Kemudian sampailah dikotanya. Dan
kamipun bingung lagi cari bus. Sampai akhirnya kami berhenti diperempatan buat
nyegat bus yang ke Semarang. Belum juga lama kami di hampiri bapak kenek. Katanya
busnya ini jurusan Semarang. Ya udah gak berpanjang lebar kamipun naik, karena
kami lelah buat nunggu waktu itu sekitar jam 10an.
Dengan
tas yang berat tas kami ditaruh dibagasi. Kami pun akhirnya cabut ke Semarang.
Di bus itu semuanya pada tidur kecuali aku. Aku saat itu lagi baca buku, buku
yang kupinjam dari perpus. Berjudul Girl penulisnya pak Qurais Shihab. Wajah
mereka semua lesu, karena belum mandi, pucat karena kurang tidur dan lemes
karena belum makan.
Sampailah
kami ditugu muda. Kami bergegas berjalan menuju ke BRT karena jaraknya yang
dekat. Kami naik brt dengan biaya Rp.3.500. Owh ya sebelumnya di bus yang tadi
dari salatiga dengan biaya Rp.10.000 jadi 80.000 semuanya. Jika ditotal maka.
60+64+80+3500x8= Rp.232.000 dengan biaya itu kami muncak haha.
Owh
ya sebelumnya acara ini didukung Oleh Sasha yang mana merayakan ultahnya.
Kemudian Kami naik mobil dari nglian ke Andong (Magelang) dengan obil sewaan. Akhirnya sampailah kami di BRT
depan Ngalian SQUare. Disitu kami beristirahat dan minum dan lain –
lain. Begitulah cerita waktu di Andong. Penuh suka duka. Yang tidak bisa
diungkap dengan kata – kata.
Cerita
berupa pengalaman pribadi jadi pola ceritanya agak ngawur karena belum paham. Cara
nulis cerita dan lain – lain. Tapi saya harab kawan – kawan mau memberi Like di
cerita ini. Untuk nganu. Dan tulisan ini dibuat karena cinta dan mengabadikan
moment.
Penulis:
M. Nadhiful Labib
Mahasiswa:
UIN walisongo
Comments
Post a Comment